Suatu ketika handphone kesayangan saya berdering dengan suara yang begitu keras …. Tertampil di layar bertuliskan Youk Tanzil, dengan sigap saya langsung mengangkat dan berkata Hallo Pak apa kabar ?? beliau menjawab I’m fine theo,how about you ? kemudian saya membalasnya I’m fine too Sir… pembicaraan yang panjang saat itu dan yang pada intinya “sampai bertemu di Jakarta” ….
Selanjutnya pada tanggal 27 saya berangkat ke Jakarta naik pesawat jam 19:45. Dengan menggunakan jasa Bus Damri saya sampai di terminal Blok M, om Rangs dan om Mbon telah menunggu disana, kemudian kita menikmati hangatnya soto di bulungan yang tak lama kemudian om Nomalz pun datang. Setelah kita makan soto berlanjut mengobrol di Famima Bulungan, malam itu hujan mengguyur begitu deras, dengan ditemani kopi dan sebotol Bintang kami mengobrol hingga jam 02:00. Setelah hujan berhenti akhirnya kita pulang, saya yang seharusnya menginap di RoFa tetapi tidak jadi dan menginap di kediaman om Rangs. Keesokan paginya om Dono datang kerumah om Rangs dengan membawa pulsar 200Ns Hitam, selalu saja meracuni. Memang begitu menggoda tetapi hanya mampu menahan diri untuk memilikinya. :)
di Bulungan
Setelah ngobrol pagi bersama om Dono dan om Rangs saya berlanjut jalan ke kediaman Pak Youk di Jalan Gotong Royong II Ragunan dengan naik ojek, menikmati pagi dan macetnya kota Jakarta yang selalu sibuk di setiap harinya. Sampai di kediaman Pak Youk, Andrew sudah menunggu di depan rumah, kita mengobrol sejenak dan kemudian ke kantor RoFa yang tidak begitu jauh dari rumah. Saat di kantor saya membantu packing-packing barang dan mempersiapkan untuk perjalanan yang pada awalnya disepakati akan berangkat 28 Januari jam 23:00 dan saya diberi kesempatan untuk membawa Kawasaki d’tracker 250 milik Pak Youk.
Waktu terus berlalu disibukkan dengan segala persiapan panitia untuk acara Jambore Nasional, di Kaligua, banyak sekali perlengkapan dan peralatan yang harus dibawa. Sekitar jam 19:00 mas Farid datang menemui saya dan kemudian menyusul om Nomalz om Mbon om Rial dan om Ade a.k.a Badcop. Malam itu kita hanya mengobrol saja di samping kantor Rofa. Sekitar jam 21:00 Pak Youk memanggil saya untuk memberitahu kalau motor Kawasaki d’tracker tidak jadi dibawa dan saya disuruh membawa BMW 650 milik Diva, saya hanya oke-oke saja.
Sekitar Jam 22:00 teman-teman dari Prides Jakarta pun pulang. Karena jam 23:00 berangkat ke Kaligua maka saya pun segera ganti baju dan mempersiapkan jacket dll. Setelah semuanya beres, mendekati jam 23:00 malah hujan deras, mungkin saja ini pertanda dari Yang Maha Kuasa kalau kita disuruh untuk beristirahat sejenak sebelum berangkat. Sekitar Jam 03:00 saya tertidur di kursi, dan jam 05:00 dibangunkan Andrew untuk siap-siap berangkat, sebenarnya saya masih sangat ngantuk tapi ya oke lah kita jalan. Pagi itu ada 4 motor dan 2 mobil yang berangkat, BMW F800 GS dikendarai oleh Pak Youk, BMW 650 GS (punya diva) dikendarai oleh mbak Andini, Yamaha Tenere 660 dikendarai oleh kang Yaya dan akhirnya saya membawa Husqyvarna 449. Sedikit canggung membawa husqy, karena jok trail yg sempit dan kapasitas tanki yang hanya 7 liter saja. Perjalanan pagi itu dimulai jam 06:00, keluar dari jalan gotong royong sudah tampak sekali macet yang membuat penat. Tak ter-elakkan saya pun tertinggal, karena saya tidak tahu jalan sayapun menghubungi om Nomalz untuk Tanya-tanya jalan, saat di telpon rasanya si om baru bangun tidur, sory yaah om jadi ganggu tidurnya. Sedikit pengetahuan yg diberi saya pun mulai menyusuri jalan yang pada akhirnya saya pun bertemu kembali dengan rombongan. Karena macet husqy yang saya kendarai pun kehabisan bahan bakar, untunglah saat itu kang yaya ada dibelakang saya. Beli bahan bakar di shell yang tidak begitu jauh dari lokasi dimana saya kehabisan bahan bakar. Setelah isi kita jalan lagi, sampai kalimalang kita putuskan untuk istirahat dulu karena macet yang parah.
Pukul 15:00 kita sampai di subang, istirahat dan makan siang dulu, Setelah itu lanjut jalan lagi, hingga malam pun tiba saya mulai merasakan kecapekan dan ngantuk dan akhirnya saya pun ditinggal karena saya memperlambat laju motor. Kalau ditinggal sudah di luar Jakarta sih gak masalah toh nanti juga ketemu lagi hehehe. Benar saja, kang yaya nunggu sambil ngopi di pertigaan Prupuk, saya pun ikutan untuk memesan kopi dan melepas lelah, ketika itu juga kopi baru di sruput 2 kali Pak Youk telpon menanyakan saya ada dimana, saya berkata lagi di pertigaan prupuk sama kang yaya. Setelah itu saya menyusul Pak Youk dan mbak Andini yang tidak jauh dari Prupuk, ternyata kita (saya dan kang yaya) sudah dipesankan makan malam. Sambil makan Pak Youk mulai ngajak ngobrol dan menanyakan kenapa tertinggal, saya menjawab saya capek dan ngantuk pak lagian bawa husqyvarna pantatnya sakit karena jok nya kecil, beliau hanya tertawa dan bukan saya saja yang merasakan sakit, tapi semua yang membawa huqy pun berkata demikian.
Singkat cerita kita mulai jalan kembali ke daerah kaligua yang tinggal sekitar 20km lagi dari tempat kita makan, saat mulai naik ke daerah kaligua kabut sudah menyambut, udara dingin pun mulai terasa masuk dari tangan dan kaki, bersyukur saat itu saya memakai Jacket Skylark dari Contin yang memiliki tiga layer membuat saya masih terasa hangat dalam udara dingin saat itu dan saat masuk kota Cirebon yang hujan deras saya memang sengaja tidak memakai jas hujan, saya ingin membuktikan kalau skylark jacket yang memang sesuai untuk perjalanan jauh, benar saja bagian luar jacket keliahatan basah tetapi dalamnnya tidak sama sekali, layer pertama dari luar pun tidak ada air masuk. Jacket yang nyaman sekali, di saat panas yang membutuhkan sirkulasi udara dalam tubuh, airflow berguna sekali, dengan dua celah di dada kiri dan kanan serta bagian belakang untuk membuang angin yang masuk membuat riding semakin asyik tanpa harus buka jacket, thankyou Skylark and thankyou Contin.
Perjalanan dalam kabut kita lalui dengan berjalan beriringan, karena jarak pandang mata hanya 2 meter saja. Kurang lebih 10km menikmati kabut akhirnya kita sampai di villa dimana kami menginap, sampai disana kita disambut oleh Andrew,diva dan rekan-rekan lain. Suguhan kopi panas menemani obrolan saat itu, Pak Youk terasa senang sekali saat itu mampu membagikan pengalaman yang belum pernah saya rasakan. Thankyou Pak ….
bersambung .......