Quantcast
Channel: Prides Online Community
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1976

[SHARE] Coban Baung, Hidden Waterfall in Purwodadi Botanical Garden

$
0
0
Prolog
Bermula dari postingan teman di group facebook ukm, saya sedikit tergoda untuk melintir gas lagi. Namun keadaan irene yang sedang kehabisan kampas rem depan, ditambah stok di beres habis, membuat saya harus menunda keinginan itu. Namun apadaya, dua hari kemudian Pakdhe Nanang (mekanik beres jember) menghubungi saya via sms mengabarkan kalau stok kampas rem depan untuk irene sudah datang. Segera saya menuju beres untuk menebus kampas rem depan. Awalnya tidak terpikir untuk melakukan perjalanan ini, namun karena rekapan jas almamater dimana kelebihan uang sangat banyak (jutaan) mengharuskan saya kembali ke kampus untuk memeriksa ulang seluruh kuitansi pembelian. Selain itu karena pak bos yang selalu menanyakan mengenai kecocokan uang dengan data yang ada membuat saya tidak bisa tenang. Dari situ muncul kembali keinginan untuk melintir gas lagi.

Saya cek kembali postingan teman saya di group. Ternyata mereka memutuskan untuk menuju kebun raya purwodadi. Hmm, cukup menarik. Namun apa yang lebih menarik perhatian saya adalah, ketika seorang senior di ukm (sebut saja mbak Dany) yang sedang kerja praktek di kebun raya purwodadi berkomentar bahwa didalam kebun raya purwodadi terdapat sebuah air terjun yang tersembunyi dan kurang dikenal. Wow, sebuah air terjun, ditambah kurang begitu dikenal. Scroll layar kebawah, teman-teman saya memutuskan untuk berangkat menuju kebun raya purwodadi pada hari kamis, 27 juni 2013. Wah, kebetulan bersamaan dengan rencana keberangkatan saya.

Kamis, 27 Juni 2013
Start dari rumah pukul 06.30, kupacu irene dengan kecepatan konstan 70kmph. Sempat terjadi kemacetan didaerah bangsalsari dikarenakan ada satu regu tentara kostrad beserta instruktur-instrukturnya yang lari-lari dan menggunakan satu lajur jalan. Perlahan-lahan akhirnya saya bisa melewati tentara-tentara tersebut. Sesampainya di kecamatan tanggul, saya ambil jalan pintas melewati randuagung dan tembus di klakah. Selain karena menghemat waktu, juga karena pemandangan disini yang bisa dibilang cukup asri, jalan yang tidak begitu ramai dengan kendaraan, dan juga bisa mereng-mereng. Bandingkan apabila melewati pinggiran kanal bondoyudo yang jalannya lurus dan panjang, pasti membosankan.


Pagi itu dijalan itu...


Berhenti sebentar untuk sekedar membeli kopi dan permen karet (hal wajib jika sedang touring) sembari meluruskan kaki sebentar. Kupacu irene kembali menyusuri jalanan. Jalan pintas ini keluar tepat disebelah spbu klakah. Kuhentikan laju irene, tengok kanan kiri, lalu menyebrang. Tiba-tiba, aaargh saya tidak bisa melihat kedepan dengan jelas. Cahaya matahari jatuh tepat mengenai mata. Ditambah kondisi mata yang minus menambah penderitaan saya saat itu. Perlahan-lahan kupacu irene hingga akhirnya cahaya matahari tertutupi oleh rimbunnya pepohonan dan bukit-bukit yang menjulang.



Ngopi sebentar sambil meluruskan kaki.

Sebelum memasuki pasuruan, saya berhenti sebentar. Keluarkan handphone, buka navitel, set tujuan ke kebun raya purwodadi. Pasang handphone di holder, tancap gas lagi.



Kuikuti petunjuk arah dari gps. Ketika gps menunjukkan belok kiri, saya belok kiri melewati terminal pasuruan. Ternyata keadaan jalan rusak sangat parah. Mulanya saya tergoda, untuk melibas jalanan off road seperti itu. Namun pertimbangan saya apabila jalan yang rusak ini panjangnya berkilo-kilometer, saya akan kesiangan sampai di tujuan. Putar balik, kupacu irene memasuki kota pasuruan. Kubiarkan gps agar re-route secara otomatis. Kuikuti jalan yang ditunjukkan gps, dan akhirnya pukul 10.00 saya sampai dipintu gerbang kebun raya purwodadi.



Gerbang dalam Kebun Raya Purwodadi

Sempat bingung, menghubungi mbak Dany dulu atau masuk dulu. Saya putuskan untuk masuk dulu saja. Bayar 8000 rupiah untuk karcis masuk satu orang dan biaya parkir irene. Setelah masuk, barulah saya menghubungi mbak Dany yang sedang kerja praktek ditempat ini, sekaligus saya minta untuk menjadi guide saya.



Loket karcis.

Ketemu, say hello, dan muncul ide nyeleneh dari mbak Dany. Dia mengajak saya untuk membawa motor masuk kedalam kebun raya untuk bisa menjelajahi lebih dalam. Dia beralasan kalau jalan kaki akan memakan waktu lama, selain itu karena banyaknya spot-spot yang ingin ditunjukkannya. Waduh, bukannya dilarang ya bawa motor kedalam. Tanya-tanya ke ibu-ibu penjaga pintu gerbang, kami disarankan untuk masuk melalui pintu kantor kebun raya, sekaligus meminta kartu tamu agar diperbolehkan masuk membawa motor. Keluarin motor lagi (padahal baru saja diparkir), kami berdua menuju pos satpam dikantor kebun raya. Mbak Dany turun dan menjelaskan perihal kepentingan. Akhirnya kami diberi kartu tamu, dengan ini saya bisa membawa irene berkeliling didalam kebun raya. Yiihaaaa

Sebelum berangkat, saya berikan kamera pada mbak Dany untuk mengambil foto pada saat berkeliling didalam. Dengan mengikuti arahannya, saya ditunjukkan spot-spot yang bagus didalam kebun raya.









Sampai disuatu spot yang saya rasa cukup menarik, berhenti sebentar untuk foto-foto.






Mengikuti arahan dari mbak Dany, saya dibawa ke bagian belakang kebun raya yang berbatasan dengan sungai dan gunung baung. Usut punya usut, ternyata sungai inilah yang dibagian hilirnya terdapat Coban Baung.



Jembatan gantung menuju gunung baung.



Mencoba jembatan gantung yang kabel penyangganya putus salah satu.






Irene disamping papan peringatan.

Beprindah lokasi, tidak jauh dari lokasi sebelumnya dan masih ditepi sungai.












Irene dengan dengan latar belakang gunung baung.






Puas foto-foto disini, saya berpindah tempat lagi. Masih dengan arahan dari mbak Dany, sampailah di pintu gerbang yang dulunya merupakan akses langsung dari dalam kebun raya menuju coban baung. Namun karena alasan coban baung kurang begitu menguntungkan bagi kebun raya, akhirnya pintu gerbang ini ditutup. Untuk menuju coban baung, kita harus melewati jalan yang tepat berada disebelah kebun raya.









Okelah, yang penting saya sudah tahu harus lewat mana jika menuju coban baung. Lanjutkan keliling-keliling didalam kebun raya, ketemu spot bagus lagi, foto-foto lagi.






Penampakan kartu "ajaib".

Lihat kedepan, ada spot bagus lagi. Nyalakan irene, jalan sebentar, foto-foto lagi.












Karena mbak Dany tidak bisa berlama-lama, akhirnya saya langsung diarahkan menuju spot terakhir yaitu taman mexico.








Perjalanan keliling kebun raya purwodadi berakhir sampai disini. Mbak Dany tidak bisa berlama-lama karena ada pekerjaan yang ditinggalkan hanya untuk mengantarkan saya berkeliling kebun raya. Waduh, mohon maaf sekali ya mbak, juga terima kasih sekali sudah mau mengantarkan saya. Hehehehe



Mbak Dany a.k.a Budhe, tour guide saya kali ini

Setelah mengantarkan mbak Dany kembali kekantor kebun raya, saya langsung menuju coban baung. Melalui jalan kecil disamping kebun raya yang keadaannya sudah beraspal, namun kelihatannya sudah cukup berumur.



Cukup lurus saja untuk sampai ke coban baung.





Gerbang yang dulunya menghubungkan kebun raya purwodadi dengan coban baung.



Bayar karcis masuk sebesar 2000 rupiah dan biaya parkir 1000 rupiah. Tidak lupa petugas loket mengingatkan saya untuk berhati-hati karena keadaan jalan yang licin. Melihat tempat parkir, saya optimis karena ada sekitar 6 motor terparkir. Dikurangi jumlah petugas loket 3 orang berarti ada 3 motor yang merupakan milik pengunjung. Berarti kemungkinan akan ada yang menemani saya ketika sampai di air terjun. Kuparkir irene, lalu berangkat menuju air terjun.



Pemandangan air terjun dari kejauhan.

Kuturuni anak tangga dengan hati-hati mengingat keadaan jalan yang licin. Dan memang benar, saya sempat terpeleset disini. Untung saja saya masih bisa menjaga keseimbangan hingga tidak terjatuh. Terus menuruni anak tangga, memasuki hutan, cukup membuat merinding karena sendirian diantah-berantah, namun saya tetap optimis akan adanya pengunjung lain didekat air terjun. Namun sesampainya dibawah, apa daya. Saya adalah satu-satunya orang yang berada disitu. Waduh, bulu kuduk semakin merinding saja. Karena arus air yang deras, ditambah sendirian, saya tidak mendekat ke air terjun. Khawatir jika terjadi apa-apa, maka otomatis tidak ada yang menolong. Akhirnya saya hanya ambil beberapa foto dan langsung naik kembali.









Cukup ambil foto, saya langsung kembali keatas. Menaiki anak tangga yang sama, ternyata sangat-sangat melelahkan. Mungkin ketika perjalanan turun tidak begitu kentara, namun ketika naik akan terlihat seperti apa anak tangga yang sesungguhnya. Rata-rata ketinggian anak tangga begitu tinggi, bahkan ada yang sampai setinggi lutut saya. Setelah sampai diatas, istirahat sekitar 15 menit. Lalu kulanjutkan perjalanan menuju surabaya melalui pandaan, sampai ditempat kost pukul 14.20 dengan selamat.

Viewing all articles
Browse latest Browse all 1976

Latest Images

Trending Articles



Latest Images