Sudah beberapa tahun terakhir ini, mempunyai kebiasaan untuk menghabiskan sisa cuti untuk melakukan perjalanan dengan roda dua dalam beberapa hari, minimal seminggu. Untuk pemula seperti saya, durasi selama itu masuk kategori long trip. Apalagi sebagai buruh, waktu libur adalah salah satu anugerah, disamping bonus tahunan tentunya.
Kali ini saya melakukan perjalanan seorang diri. Seperti yang saya yakini, perjalanan dengan istilah "solo riding" merupakan ajang untuk meditasi dan refleksi diri. Sepanjang jalan banyak melakukan monolog dengan diri sendiri ketika akan melakukan sesuatu, memutuskan, menanggung apa telah diputuskan. Saya juga lebih 'kyusuk' melakukan passion ini. Dengan begitu kita akan semakin mengenal diri sendiri, meng-evaluasi setiap tindakan. Dan...free the soul as motorcycle traveler!
Soal tujuan tidak begitu penting, tapi saya akan mengarah ke timur Jawa. walau sudah beberapa kali mengunjungi destinasi dalam perjalanan ini, tapi ada cerita yang berbeda yang mengharu biru, menyenangkan, dan banyak hikmah yang didapat.
Walau seorang diri diatas roda dua ini, tapi saya begitu merasakan kehadiran Nya , orang-orang baik seperti dikirim dari langit untuk mengisi cerita perjalanan ini. Mereka yang sudah saya kenal sebelumnya, atau malah baru ketemu saat itu bak pahlawan yang tiba-tiba muncul saat saya membutuhkan, tanpa diminta atau broadcast di media social sekalipun. Dan tentu bonus perjalanan atas alam ciptaNya yang selalu membuat hati berdebar.
Untuk itu saya mengucapkan terimasih dan bersyukur atas perlindunganNya selama perjalanan, dan juga teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu, terimakasih atas cerita2nya yang menginspirasi.
Alhamdulillah sampai kembali di Cikarang dengan selamat walau mengalami beberapa insiden minor, dan masalah teknis di motor. Tercatat 2250 kilometer di spedometer Bishop, dalam perjalanan kali ini. Tentu tidak apa2nya nilai dalam angka jarak, dibandingkan pengalaman selama perjalanan.
Kebetulan karena dilakukan diakhir tahun, sekaligus sebagai evaluasi diri selama setahun terakhir dari refleksi diri selama perjalanan. Jika boleh meminjam kata-kata dari pak Jono selaku "juru kunci", yang tidak sengaja saya temui saat mengunjungi di museum Trinil, mengatakan perlunya menghargai sejarah untuk mengetahui dan belajar dari masa lampau, supaya kehidupan selanjutnya lebih baik.
Selamat Tahun Baru, 2015! Semoga bisa menjadi insan lebih baik!
![]()
tadinya rencana lewat Pantura, tapi baru sampai Pekalongan sudah jengah dengan kemacetan panjang dibeberapa ruas jalan dengan proyek sepanjang zamannya. Akhirnya belok kanan, memilih jalur Kajen-Linggosari-Kalibening-Batur-Dieng. Salah satu spot yg bisa dinikmati dalam jalur ini.
![]()
menunggu sunrise Sikunir
![]()
persiapan melanjutkan ke timur, dari telaga Cebong, Dieng, setelah bermalam disini
![]()
lepas dari Dieng ditemani hujan dan kabut
![]()
tidak sengaja mampir musium Trinil, banyak belajar sejarah tentang manusia purba sampai evolusi bumi dari sang juru kunci, pak Jono
![]()
singgah dan bermalam di kediamannya om Riza Aditya, trimakasih cerita2 inspiratifnya, bersama mas Agni juga
![]()
tempat yang selalu buat kangen di timur jawa
![]()
selalu menjadi tempat bermain yang mengasyikan
![]()
menuju puncak B29, jalur dari desa Sariwani
![]()
memasuki Wonokerso, berkabut dan jalan tanah licin, dan hujan turun saat itu, dihimbau dan ditolong petani setempat, untuk tidak melanjutkan perjalanan ke B29 karena kondisi cuaca
![]()
mas Eko adalah petani itu, dan mengajak untuk singgah dirumahnya sebentar untuk menikmati kopi panas, dan obrolan hangat sambil menunggu hujan reda dan ganti baju setelah basah kuyup
![]()
pamit dari mas Eko dan bapak, untuk melanjutkan perjalanan
![]()
dari Sukapura, ternyata jalan semakin mengecil dengan jurang sebelah kiri siap menampung jika tergelencir karena licin karena hujan, saya memutuskan untuk balik arah.
bersambung dulu..
Kali ini saya melakukan perjalanan seorang diri. Seperti yang saya yakini, perjalanan dengan istilah "solo riding" merupakan ajang untuk meditasi dan refleksi diri. Sepanjang jalan banyak melakukan monolog dengan diri sendiri ketika akan melakukan sesuatu, memutuskan, menanggung apa telah diputuskan. Saya juga lebih 'kyusuk' melakukan passion ini. Dengan begitu kita akan semakin mengenal diri sendiri, meng-evaluasi setiap tindakan. Dan...free the soul as motorcycle traveler!
Soal tujuan tidak begitu penting, tapi saya akan mengarah ke timur Jawa. walau sudah beberapa kali mengunjungi destinasi dalam perjalanan ini, tapi ada cerita yang berbeda yang mengharu biru, menyenangkan, dan banyak hikmah yang didapat.
Walau seorang diri diatas roda dua ini, tapi saya begitu merasakan kehadiran Nya , orang-orang baik seperti dikirim dari langit untuk mengisi cerita perjalanan ini. Mereka yang sudah saya kenal sebelumnya, atau malah baru ketemu saat itu bak pahlawan yang tiba-tiba muncul saat saya membutuhkan, tanpa diminta atau broadcast di media social sekalipun. Dan tentu bonus perjalanan atas alam ciptaNya yang selalu membuat hati berdebar.
Untuk itu saya mengucapkan terimasih dan bersyukur atas perlindunganNya selama perjalanan, dan juga teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu, terimakasih atas cerita2nya yang menginspirasi.
Alhamdulillah sampai kembali di Cikarang dengan selamat walau mengalami beberapa insiden minor, dan masalah teknis di motor. Tercatat 2250 kilometer di spedometer Bishop, dalam perjalanan kali ini. Tentu tidak apa2nya nilai dalam angka jarak, dibandingkan pengalaman selama perjalanan.
Kebetulan karena dilakukan diakhir tahun, sekaligus sebagai evaluasi diri selama setahun terakhir dari refleksi diri selama perjalanan. Jika boleh meminjam kata-kata dari pak Jono selaku "juru kunci", yang tidak sengaja saya temui saat mengunjungi di museum Trinil, mengatakan perlunya menghargai sejarah untuk mengetahui dan belajar dari masa lampau, supaya kehidupan selanjutnya lebih baik.
Selamat Tahun Baru, 2015! Semoga bisa menjadi insan lebih baik!

tadinya rencana lewat Pantura, tapi baru sampai Pekalongan sudah jengah dengan kemacetan panjang dibeberapa ruas jalan dengan proyek sepanjang zamannya. Akhirnya belok kanan, memilih jalur Kajen-Linggosari-Kalibening-Batur-Dieng. Salah satu spot yg bisa dinikmati dalam jalur ini.

menunggu sunrise Sikunir

persiapan melanjutkan ke timur, dari telaga Cebong, Dieng, setelah bermalam disini

lepas dari Dieng ditemani hujan dan kabut

tidak sengaja mampir musium Trinil, banyak belajar sejarah tentang manusia purba sampai evolusi bumi dari sang juru kunci, pak Jono

singgah dan bermalam di kediamannya om Riza Aditya, trimakasih cerita2 inspiratifnya, bersama mas Agni juga

tempat yang selalu buat kangen di timur jawa

selalu menjadi tempat bermain yang mengasyikan

menuju puncak B29, jalur dari desa Sariwani

memasuki Wonokerso, berkabut dan jalan tanah licin, dan hujan turun saat itu, dihimbau dan ditolong petani setempat, untuk tidak melanjutkan perjalanan ke B29 karena kondisi cuaca

mas Eko adalah petani itu, dan mengajak untuk singgah dirumahnya sebentar untuk menikmati kopi panas, dan obrolan hangat sambil menunggu hujan reda dan ganti baju setelah basah kuyup

pamit dari mas Eko dan bapak, untuk melanjutkan perjalanan

dari Sukapura, ternyata jalan semakin mengecil dengan jurang sebelah kiri siap menampung jika tergelencir karena licin karena hujan, saya memutuskan untuk balik arah.
bersambung dulu..