Setelah yang dinanti - nanti akhirnya tiba juga, ritual setiap tahun yaitu touring lebaran 2014 yang sudah cukup lama direncanakan kira - kira dari tahun lalu setelah pulang dari Flores. Perjalanan kali ini memakan waktu sekitar 15 hari dengan santai, banyak cuti yang saya gunakan kira - kira 10 hari termasuk cuti tambahan / rapel off waktu kerja sehingga saya hanya menggunakan cuti 5 hari saja. Perjalanan kali ini saya hanya menggunakan rute Lintas Timur Sumatra saja, tidak melewati lintas Barat dikarenakan waktu libur yang terbatas.
- Rute P. Jawa : Jakarta - Tanggerang - Serang - Cilegon - Pelabuhan Merak
- Rute Lampung (berangkat) : Pelabuhan Bakauheni - Way Jepara - Tulang Bawang - Mesuji
- Rute Lampung (Pulang) : Mesuji - Tulang Bawang - Bandar Jaya - Bandar Lampung - Kalianda - Pelabuhan Bakauheni
- Rute Sumatra Selatan : Kayuagung - Palembang - Betung - Sungai Lilin
- Rute Jambi : Kota Jambi - Kawasan Taman Nasional Bukit 30
- Rute Riau : Rengat - Kerinci - Pekan Baru - Duri - Bukit Batu
- Rute Sumatra Utara (Berangkat) : Kota Pinang - Rantau Prapat - Kisaran - Tebing Tinggi - Medan - Binjai - Tanjung Pura - Pangkalan Brandan
- Rute Sumatra Utara (Pulang) : Pangkalan Brandan - Medan - Berastagi - Kabanjahe - Danau Toba - Pematang Siantar - Kisaran - Rantau Prapat
- Rute Aceh : Kuala Simpang - Langsa - Lhokseumawe - Bireun - Sigli - Banda Aceh - Pelabuhan Ulee Lheue
- Rute P. Weh : Pelabuhan Balohan - Tugu 0 Km Indonesia - Iboih - Pulau Rubiah - Kota Sabang
Perjalanan dimulai pada saat malam takbiran, saya sempat kena macet di sekitar Harmoni. Muter - muter sekitar 1 jam akhirnya ketemu jalan yang tidak di tutup dan akhirnya tiba di Cimone Tanggerang setelah 3 jam berlalu. Istirahat sebentar, perjalanan langsung dilanjutkan kembali sampai Pelabuhan Merak. Tiba di pelabuhan Merak cuaca sangat cerah dan langsung beristirahat di kapal ferri. Sekitar jam 6 pagi, tiba di pelabuhan Bakauheni dan celaka langit mendung total, begitu keluar dari kapal langsung dihadapkan hujan deras disertai angin kencang. Di Pelabuhan Bakauheni sempat meneduh sebentar, begitu hujan agak reda langsung menuju SPBU yang tak jauh dari pelabuhan. Di SPBU sempat hujan deras lagi kali ini cukup lama sekitar 1 jam. Sekitar jam 8 pagi begitu hujan agak reda, perjalanan dilanjutkan kembali melalui Way Jepara yang akan tembus ke Tulang Bawang. Baru saja keluar dari SPBU dan melewati menara Siger, hujan kembali turun dengan deras. Akhirnya saya menepi di rumah warga dan memakai jas hujan karena perjalanan masih jauh dan sekaligus mengejar target waktu agar sampai Palembang sebelum gelap, mengingat kondisi lalu lintas yang terkenal rawan kejahatan.
Spoiler
Keesokan harinya saya mencari bengkel yang buka untuk memperbaiki bearing ban depan. Tidak jauh dari hotel tempat saya menginap saya menemukan bengkel yang buka. Sambil diperbaiki motor saya, saya mengobrol dengan pemilik bengkel yang ternyata pernah tinggal di Jakarta tidak jauh tempat tinggal saya. Sambil mengobrol, saya mencari info menuju Riau untuk bermalam di Rengat. Info yang saya dapatkan lintasan sudah bagus (di cor beton) segera saya menuju tukang tambal ban, untuk di cek ban saya karena sedikit kempes dan ternyata ada 4 titik bocor halus, langsung saja saya minta untuk di tambal semuanya. Setelah selesai di tambal saya menuju hotel untuk bersiap menuju Rengat ( Riau ). Sekitar jam 11 siang bertepatan dengan jam check out hotel saya menuju Rengat. Jalurnya melewati sungai Batanghari dan melewati kawasan taman nasional . Sepanjang perjalanan cuaca sangat panas dengan lintasan yang berbelok - belok. Setelah melewati kawasan taman nasional tepatnya di perbatasan provinsi Jambi dengan provinsi Riau, akhirnya saya menemukan rumah - rumah penduduk. Sepanjang perjalanan memang benar lintasan sudah di cor beton, tapi ada berberapa titik yang belum di cor beton sehingga hanya di tutupi dengan batu kerikil saja, belum lagi posisi jalan yang rusak tersebut berada di posisi yang tidak terlihat ( Blind spot). Oleh karena itu saya sempat kena lubang jalan lumayan dalam yang sampai membuat plat nomor polisi belakang saya hilang dan side box berserta top box sampai terbuka dengan sendirinya. Side box yang terbuka tersebut baru saya sadari ketika beristirahat di SPBU perbatasan Jambi dan Riau, untung saja barang bawaan yang didalam box tidak jatuh. Tidak lama saya beristirahat, saya melanjutkan kembali menuju kota Rengat untuk bermalam. Sekitar 2 jam sejak beristirahat di SPBU akhirya saya tiba di kota Rengat dan saya langsung masuk ke rumah makan, sambil makan malam saya mencari info penginapan di kota Rengat. Tidak jauh dari tempat saya makan, saya dapat penginapan yang cukup murah dan bersih.
Keesokan harinya sekitar jam 7 pagi saya melanjutkan perjalanan menuju kota Duri dari Rengat dengan rute Pangkalan Kerinci, Pekan Baru, Duri. Sepanjang perjalanan, lintasan aspal lumayan bagus dengan berberapa titik yang sedang dalam perbaikan terutama di komplek Pertamina. Sebeluim berangkat saya sempat browsing untuk melihat peta jalur menuju Medan dan ternyata tidak jauh dari kota Rengat ada garis Equator / Khatulistiwa. Saya sempat mencari tahu tugu Equator untuk wilayah Riau yang tepat berada di pinggir jalan Lintas Timur Sumatra, ternyata banyak warga yang tidak mengetahui tugu tersebut. Berhubung info yang saya dapatkan sangat minim terpaksa saya mencari sendiri sambil menuju Pekan Baru dan ternyata sampai Pangkalan Kerinci pun saya tidak menemukan tugu tersebut, akhirnya perjalanan diteruskan kembali menuju Pekan Baru dan Duri.Setibanya di Duri sekitar jam 6 sore, saya pun menyempatkan diri untuk beristirahat di SPBU untuk sekedar memejamkan mata dan akan jalan kembali sekitar jam 4 atau jam 5 pagi, apalagi cuaca saat itu turun hujan cukup deras. Pada saat beristirahat di SPBU selepas kota Duri, sempat salah satu supir memberitahu agar berhati - hati karena banyaknya copet di wilayah Duri, bahkan sang supir pernah kecopetan pada saat tidur didalam truknya. Oleh karena itu saya menjadi lebih waspada, apalagi sempat ada warga lokal yang sempat mondar mandir memperhatikan saya dan ikutan beristirahat didekat saya (aneh warga lokal tidur di SPBU). Mengetahui gelagat yang kurang baik saya merapatkan semua barang bawaan terutama tank bag yang berisi gadget dan camera, dan sesekali mengawasi mereka.
Keesokkan harinya sekitar jam 4 pagi dengan kondisi yang masih ngantuk dan dingin, perjalanan dilanjutkan kembali menuju Medan dengan rute Bukit Batu, Kota Pinang, Rantau Prapat, Kisaran, Tebing Tinggi. Setibanya di Bukit Batu motor saya bermasalah, mesin motor tidak mau melaju lebih dari 6000 RPM, dan akhirnya motor dipaksa jalan dengan 70 KPJ saja sampai dengan kota Bukit Batu dan masuk ke bengkel untuk perbaikan. Sekitar jam 10 pagi perbaikan motor selesai dan perjalanan dilanjutkan kembali ke Medan. Memasuki wilayah provinsi Sumatra Utara kondisi cuaca sangat panas dengan lintasan aspal yang sangat baik, berbeda dengan Provinsi Riau yang bergelombang terutama dari Pekan Baru sampai Kota Bukit Batu. Lalu lintas di Sumatra Utara lumayan padat dan saya harus ekstra hati - hati, apalagi banyak bus, truk dan mobil yang memaksa mengambil jalur berlawanan arah untuk menyalip kendaraan didepannya, tidak jarang saya harus mengalah dan hampir masuk gravel (bahu jalan) yang cukup dalam. Pada saat sore hari menjelang Maghrip saya tiba di Tebing Tinggi, dengan kondisi badan yang lelah karena kurang tidur dan lalu lintas yang padat kadang macet, membuat saya harus menepi ke SPBU terdekat untuk beristirahat. Setelah cukup beristirahat lalu lintas sudah agak lenggang perjalanan dilanjutkan kembali menuju Medan. Sekitar 1 - 2 jam saya tiba di bandara Kuala Namu, lalu lintas pada saat itu macet sepanjang Bandara Kuala Namu hingga kota Medan. Tiba di kota Medan saya langsung menuju Istana Maimun, karena hotel tempat menginap berada di dekat dengan Istana Maimun.
Keesokan harinya, saya bersiap menuju Banda Aceh dengan rute Binjai, Pangkalan Brandan, Kuala Simpang, Langsa, Lhokseumawe, Bireun, Sigli dan Banda Aceh. Sebelum berangkat saya sempatkan untuk mengganti oli mesin terlebih dahulu di sekitar Binjai karena sudah mencapai sekitar 2000 Km sejak dari Jakarta. Setelah selesai Ganti Oli sekitar jam 11 siang perjalanan dilanjutkan kembali ke Banda Aceh. Lalu lintas pada saat itu padat dan cuaca sangat panas sepanjang perjalanan menuju Banda Aceh. Saya harus menepi untuk beristirahat di Pangkalan Brandan dan Kuala Simpang. Sekitar Sore hari menjelang Maghrip saya tiba di Bireun dan menepi lagi untuk mengisi perut sebagai persiapan jalan malam. Sepanjang perjalanan menuju Banda Aceh dari Bireun, penerangan jalan umum sangat minim belum lagi banyak bentor ( becak motor) yang tidak menggunakan lampu belakang sehingga membuat saya harus ekstra hati - hati. Tiba di Sigli sekitar 2 jam dari Bireun saya beristirahat lagi, waktu menunjukan pukul 9 malam dan tinggal sekali lagi melewati kawasan hutan dan sampai di Banda Aceh. Sekitar jam 12 tengah malam akhirnya saya tiba di Kota Banda Aceh. Saya di hadapkan dengan angin yang sangat kencang sebelum masuk gerbang Selamat Datang di kota Banda Aceh, sampah minuman mineral kemasan gelas dan daun yang gugur sampai bertebangan mengenai helm dan motor saya. Setelah melewati gerbang Kota Banda Aceh angin mulai reda dan langsung saya menuju mesjid Baiturrahman untuk beristirahat sambil menunggu pagi hari jadwal penyebrangan ke pulau Weh di pelabuhan Ulee Lheue.
Keesokan harinya sekitar jam 6 pagi, saya menuju pelabuhan Ulee Lheue, jam penyebrangan kapal sekitar jam 8 pagi. Dikarenakan saya belum tidur sejak dari Medan, maka saya mengambil tiket kelas Bisnis AC, perjalanan yang memakan waktu sekitar 2 jam (termasuk bongkar muat) cukup untuk saya beristirahat di kapal. 2 jam berlalu akhirnya saya tiba di pelabuhan Balohan, pulau Weh. Dari pelabuhan Balohan saya langsung menuju tugu Kilometer Nol Indonesia. Sepanjang perjalanan cuaca sangat panas tapi tertutupi dengan angin yang kencang dan pemandangan sepanjang perjalanan yang 'menyejukan mata'. Kondisi lintasan sangat baik, sangat jarang ada yang berlubang dan lengkap dengan garis marka jalan yang dapat membantu untuk perjalanan malam hari.
Spoiler
Spoiler
Spoiler
Keesokan harinya karena waktu libur akan habis dan saya harus menghitung waktu tempuh untuk pulang, saya bersiap menuju pelabuhan Balohan untuk segera kembali ke pulau Sumatra, dan berencana menginap di kota Banda Aceh sebelum meneruskan perjalanan pulang ke Jakarta dengan mampir terlebih dahulu di Danau Toba di Sumatra Utara.